Jarahan

Minggu, 15 Januari 2012

PLC (Progammable Logic Controller)

PLC (Progammable Logic Controller) bagian 1
komputer elektronik yang memiliki fungsi menyimpan, memproses input secara aritmatika dan logika, urutan, pewaktuan, pencacahan dan operasi aritmatika untuk mengontrol mesin atau proses lain melalui modul-modul I/0.

PLC memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami (user friendly) dan dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial (sistem wiring atau pengkabelan) dalam suatu sistem kontrol. Prinsipnya adalah input masukan berupa sinyal yang diterima dikendalikan dengan serangkaian instruksi logika I/0 yang ada pada program yang tersimpan dalam memori, kemudian dikeluarkan sebagai output dalam bentuk sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau perlatan lainnya. PLC dapat juga diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi pada umumnya, digunakan untuk:
1. Sekuensial Control. Mengatur agar pemrosesan teknik dapat berurutan secara tepat dengan memproses input sinyal biner menjadi output yang sesuai keadaan yang diharapkan.

2. Monitoring Plant. PLC dapat digunakan untuk memonitoring status suatu sistem (temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan.

3. PLC juga dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical COntrol) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.

Keuntungan dan kerugian PLC dibanding sistem pengkabelan / sistem Wiring adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel untuk digunakan pada output yang berbeda dan banyak dibandingkan kontrol pengabelan yang membutuhkan 1 kontrol untuk setiap mesinnya. Sehingga memungkinkan penambahan rangkaian pada PLC lebih cepat juga.
2. Evaluasi kesalahan dalam sistem lebih mudah, tinggal mengganti program tersimpan. Tidak perlu menelusuri atau mengganti kabel dalam sistem kontrol. Perubahan program juga mungkin dilakukan saat PLC sedang digunakan.
3. PLC dalam sistem kontrol yang besar, memiliki harga yang lebih murah karena memiliki fungsi relay, timers, counters, sequencers, dan lainnya dalam 1 alat.
4. Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT, sehingga evaluasi kesalahan cepat.
5. PLC memiliki kecepatan operasi jauh lebih cepat dibandingkan relay karna memiliki waktu scan dalam satuan milisecond.
6. PLC memiliki solid state device sehingga lebih tahan uji dibandingkan relay.
7. Perubahan program dalam PLC tidak dapat dilakukan apabila telah dikunci, sehingga orang luar tidak dapat menyalahi output yang dikeluarkan oleh PLC.

1. Masih tidak banyak orang yang menguasai penggunaan PLC, sehingga tidak setiap pekerja dapat disuruh menggantikan sistem relay kekonsep PLC.
2. Untuk apliasi yang tetap dengan satu fungsi, penggunaan PLC memboroskan anggaran.
3. Rangkaian elektronik didalam PLC dapat terganggu oleh pemanasan yang tinggi dari lingkungan, vibrasi yang terkontak langsung dari alat-alat lain, sehingga menggangu optimalisasi kinerja PLC.


Pada umumnya PLC memiliki 5 bagian pokok, yakni:
1. CPU (central processing unit) merupakan bagian paling utama dalam pemprosesan program PLC yang didalamnya terdapat Processor, Fixed Memory,  Alterable Memory, Power Suplay, Batteray Backup.
2. PM (Programer Monitoring) digunakan untuk memprogram CPU agar dapat memonitoring proses yang dilakukan PLC.
3. Modul input/ output, merupakan bagian yang menerima dan mengalirkan sinyal elektrik dari sensor atau kekomponen lain. Pada umumnya ada 8 - 32 input point, dan 6 - 32 output dalam tegangan listrik antara 5 - 15 volt DC.
4. Printer digunakan untuk memprintout program PLC
5. The Program Recoder /Player digunakan untuk menyimpan program PLC dalam CPU, sehingga dapat digunakan untuk sistem dokumentasi.